PLANOLOGI ITN MALANG

PLANOLOGI ITN MALANG
BANGGA JADI ALUMNI PLANOLOGI ITN

JEJAK GAJAH MADA DI BELANTARA LAUT SAWU

Sebagaimana janji saya, kini saya akan bercerita pada para pengunjung setia blogq atau yang iseng sekedar mampir saja  tentang perjalanan saya dibelantara laut sawu. Yang saya maksud lebih Tepatnya yaitu di Kabupaten baru yang bernama Sabu Raijua.

Info awal dulu ni ya…

Kabupaten Sabu Raijua merupakan Kabupaten baru yang terbentuk dari pemekaran kabupaten kupang propinsi ntt, yang secara hukumnya didasarkan pada uu no 52 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Sabu Raijua di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sabu Raiju yang selanjutnya dikenal dengan nama SARAI memiliki 3 pulau yang menonjol yaitu Pulau Sabu, Pulau Raijua dan Pulau Dana. Jadi nama Sabu Raijua sebenarnya diambil dari 2 nama pulau besarnya.
Dibumi Sarai saya menghabiskan waktu  selama 4 hari 3 malam dari tanggal 23 – 27 mei 2011. Perjalanan kesana saya tempuh via udara dari Surabaya – kupang. Dari bandara eltari kupang saya naik pesawat susi air menuju bandara Tardamu yang ada di Pulau Sabu dengan jarak tempuh ± 55 menit.
Nah ini merupakan pengalaman pertamaku naik pesawat tergolong kecil dengan 12 penumpang dan 2 kursi pilot. Sungguh tantangan baru buatku. Sedikit Banyak  informasi dan pengalaman yang aku dapatkan di Bumi Sarai walaupun dengan waktu yang tidak lebih dari 1 minggu. Beberapa moment aku sempat nikmati di bumi Sarai diantaranya pesona pohon aren yang menjadi salah satu produk gula sabu yang sudah terkenal kualitas dan kasiatnya, moment taji ayam ( adu ayam ) dan
menikmati pesona sunset di pelabuhan seba yang indah dengan masih alaminya pasir pantai merupakan anugerah yang sempurna dari yang kuasa.
Ada beberapa informasi yang juga aku dapatkan dari salah satu warga setempat yang begitu familiar
orangnya walaupun baru sekali saya mengenalnya. Dengan aroma keakraban seperti teman lama yang telah dipertemukan beliau menceritakan banyak kisah tentang Sarai pada saya saat berkunjung ketempat saya menginap. Dan salah satu cerita yang membuatku penasaran adalah tentang adanya sebuah pengakuan sejarah adanya hubungan Majapahit dan Gajah Mada dengan SARAI khususnya di Pulau Raijua. karna saya tidak sempat masuk ke Pulau Raijua karna pendeknya jadwal waktu yang saya dapatkan di wilayah ini. disertai dengan beberapa dokumentasi yang dikasihkan kesaya beliau menceritakan bahwa bukti ikatan antara Majapahit khususnya Mahapatih gajah Mada ditandai dengan beberapa peninggalan yang masih ada sampai sekarang di Pulau Raijua seperti adanya sebuah Tapak kaki yang diakui sebagai tapak kaki Gajah Mada, adanya Baju Mada dan adanya sumur mada yang sampai saat ini dianggap sebagai kawasan keramat bagi masyarakat setempat. Keterkaitan lainnya yaitu adanya nama tempat seperti nama jawa yaitu di Pulau Sabu tepatnya di Kecamatan Hawu Mehara terdapat desa dengan nama Tanajawa dan Desa Molei ( Molei berarti Pulang dalam bahasa Jawa ), ada juga nama – nama orang yang menggunakan nama Jaka yang umumnya nama tersebuat lebih familiar digunakan di Jawa. Disisi lain dari cara berpakaian adat, ada masyarakat yang cara menggunakan ikat kepala seperti blankon dan menggunakan baju dengan corak warna merah putih. Dimana warna merah putih setahu saya dari beberapa informasi yang saya baca merupakan kostum kebesaran pasukan majapahit. Yang lebih khususnya banyak digunakan oleh pasukan pengawal raja. Kalo sekarang istilahnya PASPANPRES ( Pasukan Pengaman Presiden ) kalo dulu istilahnya Bekel. Dan itu juga yang masuk dalam bait semboyan Maha Patih Gajah Mada. kurang lebihnya “Gulo Kelopo ono rong werno abang lan putih sing dadi cikal bakal bumi nuswantoro “ ( Gula kelapa ada dua warna merah Putih yang jadi simbol bibit berdirinya nusantara ) dan sampai sekarang masih tetap dan akan selalu menjadi warna bendera kebangsaan NKRI. Nah kalo saya secara iseng boleh mengkaitkan bait yang berbunyi gula kelapa ada dua warna merah dan putih mungkin Gula kelapa yang warna Merahnya yaitu Gula Sabu. Hehe…

Acara Adat
Acara Adat
Di Sarai sebagaimana saya ceritakan diatas tentang Taji Ayam (Adu Ayam) juga merupakan budaya yang sering dilakukan di jaman – jaman kerajaan di Bumi Jawa. Namun filosofi tentang Taji Ayam di Bumi Sarai dari informasi yang saya dapatkan adalah sebagai sebuah simbol pengganti peperangan dijaman dulu. Jadi daripada mengkorbankan manusia lebih baik di tukar dengan ayam sebagai pengganti untuk diadu. Jadi catatan penting bagi yang awam dan baru masuk Bumi Sarai biar gak salah alamat, jangan dianggap lagi ada Pasar Ayam bila ada banyak orang berkerumun membawa ayam – ayam jago . karna pada pesta adat yang dikunjungi oleh banyak orang  hampir semua kaum lelaki  membawa ayam – ayam jagonya.dan taji ayam merupakan bagian dari prosesi adat sebagai sebuah simbol peperangan .
Tapak Gajah Mada
Ya sementara itu saja cerita yang dapat saya bagi dengan para pembaca, Terimakasih sama Beliau yang telah banyak memberikan informasi tentang Sarai Undercover pada saya yang tidak dapat saya sebutkan disini namanya. Dan mohon ijin beberapa foto pemberian Bapak saya publikasikan disini sebagai Pemandu cerita saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN IDE, KOMENTAR, UNEG-UNEG ANDA TENTANG SEMUA POSTINGAN INI