Peta Pemanfaatan Ruang Perkotaan Ngimbang |
Omah Duwur |
Ngimbang memiliki sejarah yang panjang dimasa peradaban kolonial. hal ini ditandai dengan beberapa bangunan peninggalan di masa pemerintahan kolonial Belanda. mungkin banyak yang tidak tahu dan segelintir pelaku sejarahpun sangatlah terbatas pemahamannya tentang apa saja yang ada di masa lalu dan bagaimana kehidupan disekitarnya, hal ini di pengaruhi oleh lemahnya daya ingat dengan jarak periode sejarah yang jauh sudah lama terjadi sampai sekarang.
Ada beberapa hal yang telah saya temukan tentang beberapa sejarah Perkotaan Ngimbang dari beberapa cerita tokoh masyarakat setempat.
Ada Penjara di depan Puskesmas sekarang menjadi Rumah dinas dan Prakter Dokter. Masyarakat dulu mengenalnya dengan nama “Lawang Ireng “.Disekitar Penjara dulu ada kantor Polisi. Masyarakat setempat menyebutnya OPAS. Polisi Federal Zaman pemerintahan Belanda. SD di depan Kawedanan Ngimbang dulunya merupakan sekolah belanda hanya sampai kelas V. semua akses jalan utama sudah ada sejak zaman belanda. Yaitu jalan Jombang – Tuban,
Ngimbang – Sambeng,
Ngimbang – Bluluk dan,
Pasinan ke Ngimbang.
serta rel kereta Api yang menghubungkan Tuban - Jombang.
Bangunan Belanda di desa Katar yang mana masyarakat setempat menyebutnya dengan “Rumah Duwur” ( artinya : Rumah dengan konstruksi yang Tinggi). Dulu merupakan markas tentara Belanda. Dan setelah Belanda Mundur tahun 1945 menjadi markas Pasukan BKR.Keberadaan Rumah duwur sudah ada sejak zaman ratu wil helmina yang dilanjutkan oleh Ratu Yuliana.
Bekas Prasarana Stasiun |
Ia paling dikenang untuk perannya dalam Perang Dunia II dimana ia membuktikan dirinya sebagai inspirasi besar bagi gerakan perlawanan rakyat Belanda dan sebagai pemimpin utama pemerintahan Belanda di pengasingan.
Memerintah 23 November 1890 - 4 September 1948
(57 tahun, 286 hari) Pendahulu William III Pengganti Juliana
(57 tahun, 286 hari) Pendahulu William III Pengganti Juliana
Ratu Juliana Louise Marie Wilhelmina van Oranje-Nassau (lahir di Den Haag, 30 April 1909 – meninggal di Baarn, 20 Maret 2004 pada umur 94 tahun) adalah Ratu Kerajaan Belanda dari 6 September 1948, sampai tanggal 30 April 1980, ulang tahun beliau yang ke-71, ketika putrinya Ratu Beatrix naik takhta. Juliana menikah dengan Bernhard zur Lippe Biesterfeld, seorang bangsawan Jerman, pada tanggal 7 Januari 1937 dan mendapatkan empat anak Beatrix (1938), Irene (1939), Margriet (1943), dan Marijke (1947) yang namanya kemudian diganti menjadi Christina. Ratu Juliana naik takhta menggantikan ibunya, Wilhelmina, antara tahun 1947 – 1948. Pada 27 Desember 1949, ialah yang secara resmi menyerahkan kedaulatan Hindia Belanda kepada ketua delegasi Indonesia, M. Hatta, dalam pertemuan di Istana Dam, Amsterdam. Rakyat Belanda menyukainya karena ia tidak terlalu menjunjung formalitas. Putrinya, Beatrix, malah dikenal lebih formal, seperti ayahnya, Pangeran Bernhard. Ratu Juliana pernah ke Indonesia pada tahun 1972 sambil membawa "oleh-oleh", antara lain naskah manuskrip Kakawin Nagarakretagama. Naskah lontar ini berasal dari Lombok dan sampai ke Belanda karena dijarah oleh KNIL pada tahun 1894, sewaktu tentara Belanda menaklukkan Lombok. Meski telah mengundurkan diri dari politik sejak tahun 1980, ia masih aktif di bidang sosial sampai tahun 1995.
Memerintah 4 September 1948 – 30 April 1980
(31 tahun, 239 hari) Pendahulu Wilhelmina Pengganti Beatrix
(31 tahun, 239 hari) Pendahulu Wilhelmina Pengganti Beatrix
Angkutan Utama Zaman Kolonial Dokar, cikar. Dan Kereta Api sudah ada sejak zaman Belanda. Lokasi stasiun ada di Dusun Tapas Desa Sendang Rejo. Keberadaan stasiun Kereta Api tahun 1918 dengan rute Jombang – Babat.Pada tahun 1950 an baru ada 1 kendaran bermotor Opelet dan satu - satunya di Sendang rejo Milik Kepala Desa Surateman. Generasi ke IV kepala Desa Sendangrejo.dan pada tahun 1960 - 1970 an mulai masuk angkutan Umum jenis Bis. namanya bis Maju.
Jepang masuk tahun 1942. Tidak lama hanya 3 bulan menetap di Ngimbang selanjutnya ke Surabaya.Ngimbang dulunya secara administrasi adalah wilayah kawedanan yang dipimpin seorang wedono. Dengan pelayanan Kecamatan Modo, Bluluk, Sukorame (pemekaran dari Kec. Bluluk), kecamatan Ngimbang dan Sambeng.
Bekas kawedanan |
Makam Cina |
Di Ngimbang terdapat Sendang Gede dan Watu Gurit. berdasarkan Floklor (cerita rakyat) Ada yang menyebutkan bahwa watu Gurit dulunya adalah sebagai pemberat karena Pulau Jawa antara Selatan dan Utara tidak seimbang. maka watu tersebut ditanam oleh orang yang berilmu kanuragan tinggi pada masanya bertujuan untuk menyeimbangkan berat antara wilayah selatan dan utara dari Pulau Jawa. dan banyak Watu - watu gurit bila ditelusuri tersebar di beberapa titik di Wilayah Lamongan dan sekitarnya.
Watu Gurit yang dijadikan cagar budaya |
Praktek Dokter Dulunya Penjara |
Nara Sumber : 1. Mantan Pasukan sukarelawan Peta,
2. Mantan Bayan (Kaur ekonomi dan Pembangunan)
Desa Sendang Rejo sampai 6 generasi Kepala Desa
mungkin ada yg perlu diluruskan; omah dhuwur bukan di desa katar tapi didusun ngimbang - desa ngimbang, bangunan disebelah kiri kantor/rumah wedana adalah bangunan gedung SEKOLAH TEKNIK yg dibangun oleh om yan collen.
BalasHapusSalam arek katar merantau di jakarta
HapusEks kawedanan Ngimbang setau saya ada 5 kecamatan yaitu Mantup - Sambeng - Ngimbang - Bluluk dan Modo
BalasHapusEks Kawedanan Ngimbang seingat saya ada 5 kecamatan yaitu Mantup - Sambeng - Ngimbang - Bluluk dan Modo
BalasHapusDulu waktu masih smp (sedya utama )saya suka nglayaap ama Rudy coolen , watugurit selain di sendang gede ada juga di Druju gurit dekat sumberan, di Kedung wangi dekat rumah lurah Nglawan,di seputaran alas ngGrogo ( posisi tepatnya saya lupa dulu masih hutan ), ada 5 , satu lagi saya lupa dimana .
BalasHapusuntuk para Komentator :
BalasHapusa. Pak Dhe Yul : Kira - kira tahun berapa SU berdiri ya..??
b. Cak Choliq : Betul memang wilayah kawedanan Ngimbang Melayani kec. sbgmn Bpk sebutkan. makanya dalam arahan tata Ruang wilayahnya Ngimbang sebagai Pusat pelayanan Selatan Bagi Kabupaten Lamongan trmsk Kec.Sukorame pemekaran dari Kec. Bluluk
c.Anonim :Kira - kira tahun berapa ya sekolah teknik berdiri? dan siapa itu tokoh yan coolen ? mungkin punya referensi pustaka yang dapat saya baca - baca untuk tmbah khasanah keilmuan sejarah ngimbang pak..Trims
@demitplano, waahh maaf aku dah lupa sejarah berdirinya smp-su, aku aja lulus smp-su th 1971,mungkin dik OOK tahu,karena ayah beliau adalah salah satu tokoh / pengajar di smp-su.
BalasHapusMengenai papi yan (JCGL Collen )beliau adalah seorang indo belanda yang bersama pak Bambang Suparto ( ps ngimbang )dan tokoh lainnya mendirikan st ngimbang. Papi Yan juga arsitek proyek pembangunan bendungan nJedung yang tak berlanjut karena ( kekurangan dana ..??).
Papi yan dulu rumah-tinggalnya didepan kantor pos ngimbang, sekarang rumah tsb adalah milik keluarga besar dik OOK /Chaliq p u .( Salam tuk dik OOK , jangan lupa kalo ke mbak sus mampir ketempat saya di cengkareng yaa..!)
Ngimbang saiki menuju kota,salam wong cerme gan
BalasHapusNgimbng jaya pak...slah alumi SMEA
BalasHapusNgimbng jaya pak...slah alumi SMEA
BalasHapusSaya dulu adalah Salah satu murid ST bangunan gedung sebelah kawedanan namaku sigit waluyo apakah Ada yg kenal
BalasHapusStelah melalui bbrpa kajian dan hsil wawancara dri bbrapa narasumber..akhirnya bnyak bbrapa informasi yg bsa sya gali..dan sdkit byak bgaimna pola ruang diperkotaan ngimbang masa kolonial sdh dpat diketahui.
BalasHapusMaju trs wong ngimbang...slm knl karo ank2 munung lor..
BalasHapusTrimakasih informasinya gan,slm kn dr duur cerme ngimbang
BalasHapusJumat 3 Juli 2015 saya ndherek Ibu Laminah dan Mbak Sus pulang ke Ngimbang. Senang kalau ada yang diampiri. Nuwun -
BalasHapusAyah saya, alm Pak Astroadi mengajar di Sambeng dan ikut mendirikan SMP Sedya Utama. Ibu saya, alm Ibu Andajani guru SR Ngimbang 1955-1960, pernah jadi bendahari II Wanita Demokrat Karesidenan Ngimbang, seputar Pemilu 1955. Salam (Eka Budianta)
mas bisa minta kontaknya mungkin nantibisa shering - shering. sama sama orang lamonganya mas
BalasHapuspengen pulkam gan....kangen kampung ane kambangan
BalasHapusbtw..artikelnya bagus bikin makin pingin pulkam aja
Loh syams rizal kambangan kito kiro sopo ya
HapusWatu gurit salah sijie maneh enek nang dsn .pelas ds.lamongrejo rupane meh mirip koyo pedang . Salam wong Kambangan-Lamongrejo .
BalasHapusWatu gurit yg ad di dsn.brumbun kang. Bkn d dsn pelas...aku keturunan pelas-brumbun...aku dulu tinggal d delet waduk .... skrg d bogor...
BalasHapusmas aku juga Planologi ITN 2013, aku wong MAntup, skripsiku ngambil nek wilayah lamongan selatan khususnya perkotaan ngimbang, untuk data Rencana Tata Ruang Wilayah sdah dapat, tapi masalah data lengkap Ngimbang tidak punyA... ? Bisakah bloknya diisi mengenai letak geografis .. hehe..
BalasHapusmas Planologi ITN angkatan brapa?
@pranoto agung, Angkatane agni,ensi,voni,jelita ya..aq di lppk itn kmpus 1..ketemuan ae di lppk cari toro plano..
Hapusoyi mas, data peta lamongan (shp) lama juga kalo ada mas, butuh peta time series utk overlay...
HapusBenar, perlu diluruskan, bahwa Omah Dhuwur berada di Dusun Ngimbang - Desa Ngimbang, dan penghuni terakhir Omah Dhuwur adalah orang Belanda, yaitu Keluarga Van Borgman, setelah meninggal beliau di makamkan, di Pemakaman Kembang Kuning Surabaya, untuk lebih jelasnya bisa ditanyakan ke Tante Irene di Magelang, Putri dari Marianne Van Borgman dan Om Rudy Collen di Kediri, putra Opa Yan Collen.
BalasHapusMbah kakungku Suekaeri dulu kapolsek ngimbang
BalasHapus