PLANOLOGI ITN MALANG

PLANOLOGI ITN MALANG
BANGGA JADI ALUMNI PLANOLOGI ITN

MEMBACA KOTA PAMEKASAN

Bangunan Kolonial dengan campran arsitektur lokal pada atapnya
Perkotaan Pamekasan merupakan Ibu Kota dari Kabupaten Pamekasan yang berada di Pulau Madura. ada beberapa hal yang dapat saya baca berdasarkan hasil amatan saya selama kurang lebih 1 minggu keliling di Perkotaan Ini. bila kita melihat pusat kotanya ada 1 tugu sebagai icon kota ditengah - tengah pusat kotanya bernama Arek Lancor. yang katanya itu merupakan senjata khas orang Pamekasan saat melawan penjajah. disekeliling Pusat Kota dalam hal ini Alun - Alun, terdapat Bangunan yang mengelilinginya yaitu disebelah barat terdapat Masjid jami' Assyuhada', dibagian Utara Kantor BAKORWIL dengan Arsitektur kolonial bercampur lokal madura, pada bagian timur ada bekas gedung bioskop, Gereja, Bank Jatim dan dibagian Selatan ada Pertokoan, Hotel Garuda, kantor Pos dan 1 bangunan masih utuh dengan gaya Arsutektur Belanda yang dijadikan Kantor Perkumpulan Petani.
 Dengan melihat Bentukan tersebut saya berasumsi bahwa Kota Pamekasan merupakan Kota Peninggalan Kolonial berupa Kota Hindia Belanda Baru (Nieuwe Indische Staad).
ini dicirikan dengan keberadaan beberapa bangunan yang ada disekitar pusat kota yang masih banyak bercirikan Bangunan berarsitektur Kolonial Belanda. Di Belakang Bakorwil di jalan Pramuka tepatnya disekitaran SMUN 1 masih ada beberapa bangunan seperti rumah tinggal gaya belanda. termasuk disekitaran Jalan Dirgahayu sekitaran Masjid Alfalah dari gaya bangunannya sepertinya merupakan Perumahan Orang Eropa. karna pada abad ke 19 perumahan dikelompokkan menjadi 3 berdasarkan suku karena pertumbuhan penduduk yang pesat.pengelompokan tersebut yaitu Permukiman orang Eropa, Cina maupun arab, dan pribumi yang biasanya jauh dari pusat kota. di wilayah selatan pada Jalan Cokroaminoto depan pasar baru Sore ( Sekarang ) dilihat karakternya sepertinya merupakan Kampung Arab karena banyaknya masyarakat keturunan Arab yang beraktivitas diwilayah tersebut termasuk di kawasan CBD Jalan Jendral Soedirman. Pecinan atau kampung Orang cina banyak menempati di Jalan Joko Tole, Jalan Niaga, Kemuning dan Jingga selain banyak dipertokoan sepanjang jalan Trunojoyo.
Dan sekarang kalo saya Amati maka perubahan itu terjadi namun tidak secara Frontal. dimana pamekasan telah menjadi Kota Perekonomian Berbenteng Masjid Bertabur Makam. ada beberapa alasan yang mendasari semua itu,  kata - kata tersebut terlintas pada pikiran saya setelah beberapa hari melakukan pengamatan Lapangan di Kota Pamekasan. 
Kota Perekonomian 
Karena di Pamekasan Aktivitas Perdagangan tidak pernah mati dan tidak hanya itu saja, Prasarana Penunjang kegiatan perdagangan dengan keberadaan Pasar hampir setiap Desa memiliki Pasar dan anehnya tidak pernah sepi dengan aktivitas setiap hari. bahkan sampai ada yang menciptakan Pasar baru.seperti adanya pasar yang berada dikawasan CLM ( Center Logam Mulia ) yang merupakan Pertokoan , tiba - tiba menjadi Pasar didepannya dan memanfaatkan disepanjang Trotoar. di Kawasan Jalan KH Agus Salim yang menjadi kantor TNI, dulunya merupakan Lapangan Terbuka yang bisa juga dikategorikan sebagai RTH ( Ruang terbuka Hijau ), kini telah beralih fungsi menjadi kawasan perdagangan PKL, dan selalu ramai aktivitasnya. hal ini ditandai dengan parkir kendaraan roda 2 yang pebuh disepanjang bahu Jalan di jalan tersebut. Di bekas RSU ( Rumah Sakit Umum) di Jalan Kesehatan, bersebelahan dengan  Lapangan yang telah menjadi kawasan PKL tersebut, juga kini telah menjadi kawasan PKL menjual Pakaian. ini belum termasuk aktivitas dipasar - pasar resmi yang telah dibangun pemerintah, seperti Pasar Sore Baru, Pasar Kolpajung, Pasar Gurem, Pasar Panempan, Pasar Blumbungan dan Sebagainya. Dimalam hari aktivitas perdagangan tidak berhenti ada Jajanan Kuliner yang sampai tengah Malam seperti Di Jalan Niaga, Jalan Dirgahayu, Jalan Joko Tole, dan dikelompokkan di Jalan Trunojoyo.
Kota Berbenteng Masjid
Kenapa saya sebut kota berbenteng Masjid karena di Perkotaan Pamekasan terlalu banyak penyebaran Masjid. setiap pesantren pasti memiliki Masjid, sedangkan Keberadaan Pesantren menyebar di penjuru Perkotaan Pamekasan. disisi lain tidak sedikit pula sekolah juga memilki fasilitas peribadatan berupa Masjid, dan bahkan di satu Desa / Kelurahan memiliki lebih dari 1 Masjid. dan yang membuat saya terkagum di Kota Pamekasan adalah dari arsitektur Masjidnya. Bentuk masjid yang besar, dengan bentuk Kuba dan dekorasi yang berbeda - beda serta pemilihan warna yang mencolok memberikan warna tersendiri dan kekhasan .
Kota Bertabur Makam
Hal ini didasarkan pada banyaknya makam di Kota Pamekasan tersebut bahkan skalanya yang luas. bila dari Arah Tlanakan melintasi Jalan Nasional (Jalan Trunojoyo) menuju Pusat Kota, disebelah kiri kita dapat melihat TMP ( Taman Makam Pahlawan ) sebelum RSU Baru, dan di Jalan Teja ada TPUdisebut Gerre Manjeng yang lumayan luas juga, di Jalan Jagalan ada Makam Jingga,Makam Asta Tinggi di jalan Asta Tinggi, makam Ronggo Sukowati didekat Pasar Kolpajung, dan masih banyak lagi penyebaran makam - makam yang tersebar ditepi - tepi jalan utama. dan karakter  makam disana mayoritas menggunakan Maisan yang sudah Permanen yang terbuat dari semen. sehingga otomatis lahan untuk Pemakaman perlu dipertimbangan dalam kebutuhannya dikawasan perkotaan yang semakin mahal dan terbatas keberadaan lahannya.

3 komentar:

  1. Berbenteng Masjid dan Bertabur Makam,....
    Dua konteks perwujudan fisik yang sama-sama mengingatkan pada upaya untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta yang wajib di Sembah dan menguasai Kehidupan kita,....
    Masjid sebagai wadah untuk beribada
    Makam sebagai pengingat bahwa Maut pasti datang

    BalasHapus
  2. perspektif yang menarik untuk menggambarkan Kota kelahiranQ...

    BalasHapus

SILAHKAN IDE, KOMENTAR, UNEG-UNEG ANDA TENTANG SEMUA POSTINGAN INI